Thursday, January 13, 2011

Penginderaan Jauh


Penginderaan Jauh
                                   
Penginderaan  Jauh  adalah  ilmu  dan seni  untuk  memperoleh  informasi  tentang  suatu objek,  daerah  atau  fenomena  melalui  analisis data  yang  diperoleh  dengan  suatu  alat  tanpa kontak  langsung  dengan  objek,  daerah  atau fenomena  yang  dikaji  (Lillesand  dan  Kiefer, 1994).    

·         Komponen Penginderaan Jauh
Menurut  Sutanto  (1994),  ada  empat  komponen penting dalam sistem penginderaan jauh,  yaitu :
1.      Matahari,  sebagai  sumber  energi  berupa  radiasi
elektromagnetik.
2.      Atmosfer, merupakan media lintasan dari energi 
elektromagnetik.
3.      Sensor,  yaitu  alat  yang  mendeteksi  radiasi
gelombang elektromagnetik dari suatu objek dan
mengubahnya  kedalam  bentuk  sinyal  yang  bisa
direkam.
4.      Target,  yaitu  objek  atau  fenomena  yang
dideteksi oleh sensor.

·   Sistem Penginderaan Jauh
Matahari          merupakan       sumber             tenaga alamiah yang  utama.  Tenaga  matahari  dipancarkan ke segala arah, sebagian  mengarah ke bumi. Tenaga yang  mengarah  ke  bumi  sebagian  ditahan  oleh atmosfer   serta     kandungannya, sebagian          lagimencapai permukaan bumi dan mngenai objek. Oleh objek  di  permukaan  bumi,  sebagian  tenaga  ini diserap,  ditransmisikan  (menembus  objek),  dan dipantulkan  ke  sensor.  Tenaga  yang  dipantulkan disebut tenaga pantulan, di samping tenaga pantulan ada tenaga pancaran, yaitu tenaga yang dipancarkan oleh  objek  di  permukaan  bumi.  Tenaga  yang dipancarkan  pada  umumnya  dalam  bentuk  tenaga termal.  Tenaga  termal  yang  dipancarkan  bukan berupa  suhu  kinetik  melainkan  suhu  pancaran  atau radiasi.  Berbeda  dengan  suhu  kinetik  yang  hanya dapat  diindera  dengan  kulit  maupun  termometer yang  ditempelkan  langsung  pada  bendanya,  suhu pancaran dapat direkam oleh sensor dari jarak jauh. Sistem  penginderaan  jauh,  secara  skematik  dapat dilihat pada gambar  berikut ini. 


Tenaga  panas  yang  dipancarkan  dari obyek  dapat  direkam  dengan  sensor  yang  dipasang jauh  dari  obyeknya.  Penginderaan  obyek  tersebut menggunakan  spektrum  inframerah  termal  (Paine, 1981 dalam Sutanto, 1994).  Sebuah            sistem penginderaan    jauh memerlukan  sumber  tenaga  baik  alamiah  maupun  buatan.  Tenaga  yang  dimaksud  berupa  spektrum elektromagnetik  yang  meliputi  spektra  kosmis, gamma,  sinar  X,  ultra  violet,  cahaya  tampak,  infra merah,  gelombang  mikro  serta  gelombang  radio. Jumlah  total  seluruh  spektrum  disebut  spektrum elektromagnetik.
Terdapat  dua  sistem  tenaga  pada  wahana penginderaan jauh, yaitu : 
            1.         Sistem Aktif
Pada  wahana  yang  menggunakan  sistem  aktif, sumber  tenaga    utama  yang  dibutuhkan  oleh wahana  menggunakan  tenaga  elektromagnetik yang  dibangkitkan  oleh  sensor  RADAR  (Radio Detecting  and  Ranging)  yang  terintegrasi  pada wahana  tersebut.  Beberapa  wahana  yang menggunakan  sistem  ini  antara  lain  Radarsat, JERS, dan ADEOS. 
            2.         Sistem Pasif
Pada  wahana  yang  menggunakan  sistem  pasif, sumber  tenaga  utama  yang  dibutuhkan  oleh satelit  berasal  dari  sumber  lain  yang  tidak terintegrasi dalam wahana. Sumber tenaga yang dimaksud  biasanya  berupa  energi  yang  berasal dari   matahari.         Beberapa wahana        yang menggunakan  sistem  ini  antara  lain  Aster,
         Landsat, SPOT, NOAA, MODIS. 
Sensor  adalah  alat  perekam  objek  bumi. Sensor  dipasang  pada  wahana  (platform)  dan letaknya  jauh  dari  objek  yang  diindera,  maka diperlukan tenaga         elektromagnetik          yang dipancarkan  atau  dipantulkan  oleh  objek  tersebut. Sensor  terbatas  kemampuannya  untuk  mengindera objek  kecil.  Batas  kemampuan  memisahkan  setiap objek dinamakan resolusi spasial. 
Resolusi  citra  satelit  merupakan  indikator
tentang  kemampuan  sensor  atau  kualitas  sensor dalam  merekam  objek.  Resolusi  satelit  sendiri menurut  Purwadhi  (2001),  terbagi  menjadi  lima, yang         biasa    digunakan       sebagai parameter kemampuan sensor satelit adalah : 
1.   Resolusi Spasial
Yaitu  ukuran  obyek  terkecil  yang  masih  dapat
disajikan,  dibedakan  dan  dikenali  pada  citra.
Semakin  kecil  ukuran  objek  yang  dapat
direkam, semakin baik resolusi spasialnya.
2.   Resolusi Spektral
Yaitu kemampuan sistem pencitraan atau sensor
optik  elektronik  satelit  untuk  membedakan
informasi  atau  daya  pisah  obyek  berdasarkan
besarnya  pantulan  atau  pancaran  spektral
spektrum  elektromagnetik  yang  digunakan
untuk  perekaman  data.  Semakin  banyak  kanal
atau  band  spektral  suatu  sensor  ,  semakin  baik
resolusi spektralnya.
3.   Resolusi Radiometrik
Yaitu    kemampuan   sistem    sensor    untuk
mendeteksi  perbedaan  pantulan  terkecil,  atau
kepekaan  sensor  terhadap  perbedaan  terkecil
kekuatan  sinyal  untuk  mengubah  intensitas
pantulan  atau  pancaran  menjadi  angka  digital
(digital  number).  Semakin  kecil  nilai  digital numbersuatu       objek, semakin           tinggi radiometriknya. 
4.  Resolusi Termal
Yaitu  keterbatasan  sensor  penginderaan  jauh
yang  merekam    pancaran  tenaga  termal  atau
perbedaan  suhu  yang  masih  dapat  dibedakan
oleh sensor penginderaan jauh secara termal.
5.  Resolusi Temporal
Yaitu kemampuan sensor untuk merekam ulang
objek  yang  sama.  Semakin  cepat  suatu  sensor
merekam  ulang  objek  yang  sama,  semakin  baik
resolusi temporalnya.
Sumber (Restu 2006)

0 comments:

Post a Comment